MAKALAH
STRATEGI BELAJAR
MENGAJAR FISIKA
“PENDEKATAN-PENDEKATAN
PEMBELAJARAN, MODEL-MODEL PEMBELAJARAN, dan METODE-METODE PEMBELAJARAN”
OLEH
Nama: Prisilia Meifi
Mondigir
NIM : 11 310 331
Kelas: D- PGBI
Semester : 3
Dosen Pembimbing
Dr. A. Mandolang, MPd
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI
MANADO
2012
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya sehingga saya boleh menyelesaikan Makalah ini.
Makalah ini berisikan tentang Strategi Belajar Mengajar dimana terdapat
tiga factor penting yaitu Pendekatan-pendekatan Pembelajaran, Model-model
Pembelajaran, serta Metode-metode Pembelajaran Fisika.
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua selaku calon-calon guru Fisika mengenai Strategi Belajar Mengajar yang baik.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih Tuhan Yesus memberkati.
Tondano, 17 Oktober 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………………………………
Daftar isi ………………………………………………………………………………………………..
Bab I Pendekatan Pembelajaran
A.
Pendahuluan………………………………………………………………………………….
B.
Pengertian
Pendekatan Pembelajaran……………………………………………….
C.
Pendekatan Ditinjau
dari Segi Pengolahan Pesan……………………………….
D.
Pendekatan Ditinjau
dari Segi Pengorganisasian Siswa……………………….
E.
Posisi guru-siswa
dalam pengolahan pesan……………………………………….
F.
Ringkasan………………………………………………………………………………………
Daftar
Pustaka………………………………………………………………………………..
Soal……………………………………………………………………………………………….
Kunci
Jawaban ……………………………………………………………………………...
Bab II Model-Model
Pembelajaran
A.
Pendahuluan …………………………………………………………………………………
B.
Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) ………………………..
C.
Model Pembelajaran
Langsung (DI) …………………………………………………
D.
Model Pembelajaran
Cooperative Learning (CL) ………………………………..
E.
Model Pembelajaran
Problem Based Instruction ………………………………..
F.
Ringkasan ……………………………………………………………………………………..
Daftar
Pustaka ……………………………………………………………………………….
Soal……………………………………………………………………………………………….
Kunci
Jawaban ……………………………………………………………………………….
Bab III Metode-Metode
Pembelajaran
A.
Pendahuluan
………………………………………………………………………………….
B.
Pengertian Metode
Pembelajaran …………………………………………………….
C.
Kedudukan Metode
dalam Belajar Mengajar ……………………………………..
D.
Macam-macam Metode
Pembelajaran ………………………………………………
E.
Ringkasan
……………………………………………………………………………………..
Daftar
Pustaka ……………………………………………………………………………….
Soal
………………………………………………………………………………………………
Kunci
Jawaban ……………………………………………………………………………….
|
2
3
4
5
7
9
11
13
14
15
16
18
18
22
27
31
34
35
36
37
40
41
42
42
46
47
48
49
|
BAB
I
PENDEKATAN PEMBELAJARAN
A.
PENDAHULUAN
a.
Latar
Belakang
Jika kita tinjau perkembangan dan pertumbuhan seseorang,
maka makin jelaslah bahwa hidup seseorang didalam lingkungan yang berbudaya itu
merupakan suatu perjuangan dari seseorang untuk hidup dengan hak azasi
manusiawi dalam menyatakan dirinya, mahkluk yang berkehendak berdiri sendiri
.makin aktif ia berikan konstribusi dalam lingkungan sosialnya, makin ia
menjalin ikatan dan menerima norma dari lingkungan, makin meningkatatkan
aspirasi-aspirasi dalam mempersoalkan kepentingan untuk mencapai cita-citanya
dalam mewujudkan dirinya (self actualozation), mengacu kepada kemandirian.
Manusia hidup antara dua kutub existensi, sosial
(lingkungan) dan kutub existensi individu, yang satu dengan yang lain saling
terjalin dalam dirinya (idividualisasi dan sosialisasi). Pada satu pihak ia
berhak mengemukakan dirinya atau kutub existensi individual ingin dihargai dan
diakui, tetapi pada pihak lain ia harus menyesuaikan diri pada
ketentuan-ketentuan yang berlaku didalam masyarakat, didalam lingkungan
sosialnya (kutub existensi sosial). Bila antar kedua kutub ini ada
keseimbangan, maka ia akan mencapai suatu kondisi mental sehat, tetapi bukan
semata-mata keseimbangan inilah yang merupakan makna hidup. Pada umumnya
manusia beraspirasi dan dalam mewujudkan aspirasi itu ada suatu jarak yang
ditempuh oleh setiap orang, yaitu jarak potensi yang dimiliki dan apa yang
ingin dicapainya, jarak antara mengenal diri sebagai mana ia adanya
,prestasinya (konsep diri) dan sebagaimana ia ingin menjadi.
Mendidik pada hakikanya merupakan bantuan untuk mencapai
perkembangan dalam mewujudkan dirinya, tanpa mengabaikan kepentingan
lingkunganya dalam perkembangan tersebut seperti tercentus di dalam perumusan
GBHN yang bertolak dari UUD 45 dalam kehidupan pancasila maka manusia indonesia
seutuhnya mencakup kemandirian dan kemampuan untuk ikut bertanggungjawab
terhadap pembangunan bangsanya. Ini berati bahwa cara-cara pemberian informasi
itu dan suasana interaksi itu berlangsung lebih penting daripada informasi itu
sendiri.disinilah proses pendekatan dan pembelajaran supaya siswa mampu belajar
secara aktif. Akhir kata ,semoga makalah yang sederhana ini bisa memberi
penjelasan agar mudah di cerna oleh pembaca maupun untuk penulis sendiri.
b.
Tujuan
-
Menjelaskan pengertian pendekatan
pembelajaran
-
Menjelaskan pendekatan pembelajaran yang
ditinjau dari segi pengolahan pesan
-
Menjelaskan
Pendekatan pembelajaran di tinjau dari segi pengorganisasian siswa
-
Menjelaskan posisi guru-siswa dalam
pengolahan pesan.
B.
Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan Belajar dapat dilakukan di sembarang tempat,
kondisi, dan waktu. Cepatnya informasi lewat radio, televisi, film, internet,
surat kabar, majalah, dapat mempermudah belajar. Meskipun informasi dapat
dengan mudah diperoleh, tidak dengan sendirinya seseorang terdorong untuk
memperoleh pengetahuan, pengalaman, pengetahuan dan ketrampilan daripadanya.
Guru profesional memperlukan pengetahuan dan keterampilan pendekatan pembelajaran
agar mampu mengelola berbagai pesan sehingga siswa terbiasa belajar sepanjang
hayat.
Pendekatan pembelajaran dapat berarti anutan pembelajaran
yang berusaha meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik siswa dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar.
Dalam belajar tentang pendekatan belajar tersebut, orang dapat melihat
pengorganisasian siswa, posisi guru-siswa dalam pengolahan pesan, dan
pemerolehan kemampuan dalam pembelajaran. Pendekatan pembelajaran dengan
pengorganisasian siswa dapat dilakukan dengan pembelajaran secara individual,
pembelajaran secara kelompok, dan pembelajaran secara klasikal. (Dimyati &
Mudjiono, 2002)
Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang
memiliki kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk
membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: (1) pendekatan pembelajaran,
(2) strategi pembelajaran, (3) metode pembelajaran; (4) teknik pembelajaran;
(5) taktik pembelajaran; dan (6) model pembelajaran. Berikut ini akan
dipaparkan istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan
tentang penggunaan istilah tersebut.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik
tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di
dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran
terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach).
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan
selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin
Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha,
yaitu:
1.
Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi
dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan
mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.
2.
Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan
utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
3.
Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah
(steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
4.
Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur
(criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan
(achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat
unsur tersebut adalah:
1.
Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan
pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.
2.
Mempertimbangkan dan memilih sistem
pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.
3.
Mempertimbangkan dan menetapkan
langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.
4.
Menetapkan norma-norma dan batas minimum
ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan.
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan
bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif
dan efisien..
Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk
mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan
kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something”
sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008).
Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4)
simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8)
debat, (9) simposium, dan sebagainya.
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam
teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat
diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu
metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan
jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya
secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang
jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi,
perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif
dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat
berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.
Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni (kiat)
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni (kiat)
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat
melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami
dan memliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model
pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
C.
Pendekatan ditinjau dari segi pengolahan pesan
Proses pengolahan pesan Ada 2 yaitu:
Proses pengolahan pesan Ada 2 yaitu:
1.
Pengolahan pesan secara deduktif
Guru kelas satu smp di kota A menggajar pokok bahasan ‘
Faktor-Faktor Produksi dan Cara Memperbesar Produksi’. Ia menjelasan bahwa
factor produksi terdiri dari factor produksi alam, tenaga, modal, dan
organisasi. Ia menerangkan pengertian-pengertian yang berkenaan factor-faktor
produksi tersebut. Sebagai ilustrasi, ia mengemukakan bahwa ‘ faktor-faktor
alam adalah prodaksi asli yang merupakan sumber pokok yang memenuhi kebutuhan,
factor produksi alam tersebut terdiria dari tanah , kekayaan alam, dan tenaga
alam.’ Kemudian ia memberi contoh tentang hal-hal yang tercakup dalam
pengertian tertentu; sebagai ilustrasi, yang tergolong dalam kekayaan alam
adalah hewan, tumbu-tumbuhan, barang tambang. Atas dasar pegertian tersebut
guru mengajak siswa untuk mempelajari faktor-faktor produksi di kabupaten A.
Penyampaian pesan oleh guru dari suatu pernyataan generalisasi kemudian siswa membuktikan kebenaran generalisasi tersebut. Adapun langkah-langkah pengolahan pesan secara deduktif yaitu:
Penyampaian pesan oleh guru dari suatu pernyataan generalisasi kemudian siswa membuktikan kebenaran generalisasi tersebut. Adapun langkah-langkah pengolahan pesan secara deduktif yaitu:
a.
Pendahuluan pembelajaran.
b.
Penyajian generalisasi konsep.
c.
Pengumpulan data yang mendukung generalisasi.
d.
Analisis dan data dan verifikasi
generalisasi.
e.
Aplikasi generalisasi pada data yang
terkumpul.
f.
Evaluasi tentang proses pengolahan pesan.
Secara umum
perilaku pengolah pesan secara deduktif dapat dilukiskan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
·
tahap satu : Pendahuluan pembelajaran
·
tahap dua : Penyajian generalisasi dan
konsep. Dalam hal ini guru mengemukakan rumusan generalisasi yang telah
disiapkan, dan guru juaga menjelaskan konsep dengan contoh-contoh . Siswa
berperanan memahami generalisasi dan konsep tersebut.
·
Tahap tiga : Pengumpulan data yang mendukung
generalisasi. Guru meminta siswa mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dan
menguji kesahan data.
·
Tahap empat : Analisis data dan verifikasi
generalisasi. Guru meminta siswa menganalisis data yang terkumpul, dan menguji
kembali generalisasi. Bila perlu siswa dapat mengumpulkan data lagi agar
verifikasi generalisasi lebih meyakinkan.
·
Tahap lima : Aplikasi generalisasi pada data
yang terkumpul.
·
Tahap enam : Evaluasi tentang proses
pengolahan pesan pemerolehan pengetahuan atau pengalaman tersebut. Pelaku
evaluasi sebaiknya guru dan siswa secara bersama-sama.
Secara singkat
dapat dikatakan bahwa pengolahan pesan secara dedukti dimulai dengan :
1. guru mengemukakan generalisasi
2. penjelasan berkenaan dengan konsep-konsep
3. pencarian data yang dilakuakan oleh siswa-siswa
1. guru mengemukakan generalisasi
2. penjelasan berkenaan dengan konsep-konsep
3. pencarian data yang dilakuakan oleh siswa-siswa
2.
Pengolahan pesan secara induktif
Guru memberikan bimbingan dan memberikan contoh-contoh
kemudian siswa berusaha menarik kesimpulan. Informasi tentang penerimaan dan
penngeluaran orang tua siswa di kumpulkan oleh kelompok. Guru membimbing
analisis tentang anggaran penerimaan dan pengeluaran rumah tangga kelompok
orang tua dengan mengajukan pertanyaan bimbingan.
Contoh perilaku pemerolehan pengetahuan tersebut tergolong pengolaha pesan secara induktif. Secara umum prilaku pengolahan pesan secara induktif dapat di lukiskan sebagai berikut :
Contoh perilaku pemerolehan pengetahuan tersebut tergolong pengolaha pesan secara induktif. Secara umum prilaku pengolahan pesan secara induktif dapat di lukiskan sebagai berikut :
·
Tahap satu : pendahuluan pembelajaran
·
Tahap dua : engumpulan data. Guru siswa
mengumpulkan data sehubungan dengan topik yang dipelajari. Sebaiknya guru telah
menyiapkan lembaran kerja. Dalam pembuatan lembaran kerja sebaiknya siswa juga
diajak serta. Pekerjaan pengumpulan data dapat dilakukan beberapa tahap sesuai
dengan masalah dengan dipelajari
·
Tahap tiga : analisa data. Guru meminta siswa
untuk mempelajari data, mengolong- golongkan, membandingkan, menguji kebenaran
data, dan menyimpulkan sementara.
·
Tahap empat : perumusan dan pengujian
hipotesis. Hipotesis disusun berdasarkan teori yang ada atau prinsip yang
benar. Data yang ditemukan dapat digunakan untuk uji hipotesis. Hipotesis dapat
diterima atau di tolak. Bila ternyata benar, hipotesis diterima. Sebalikya,
bila ternyata salah, hipotesis di tolak.
·
Tahap lima : mengaplikasikan generalisasi.
Pada tahap ini guru meminta siswa untuk menerapkan generalisasi pada data lain.
·
Tahap enam : evaluasi hasil dan proses
belajar. Guru memberi nilai pada proses pemerolehan, pengolahan, analisis,
penarikan generalisasi, rumus generalisasi, dan uji hipotesis.
Pengolahan pesan secara induktif bermula dari :
a)
Fakta atau peristiwa khusus
b)
Penyusunan konsep berdasarkan fakta-fakta
c)
Penyusunan generalisasi berdasarkan
konsep-konsep. Bila sudah ada teori yang benar, pada umumnya di rimuskan
hipotesis
d)
Terapan generalisasi pada data baru, atau uji
hipotesis, kemudian penarikkan kesimpulan lanjut.
Adapun
langkah-langkah pengolahan pesan secara induktif yaitu.:
a. Pendahuluan pembelajaran
b. Pengumpulan data.
c. Analisis data.
d. Perumusan dan pengujian hipotesis.
e. Mengaplikasikan generalisasi.
f. Evaluasi hasil belajar
a. Pendahuluan pembelajaran
b. Pengumpulan data.
c. Analisis data.
d. Perumusan dan pengujian hipotesis.
e. Mengaplikasikan generalisasi.
f. Evaluasi hasil belajar
D.
Pendekatan di tinjau dari segi pengorganisasian siswa
Pengorganisasian siswa dalam belajar terdiri dari 3 metode yaitu:
Pengorganisasian siswa dalam belajar terdiri dari 3 metode yaitu:
1.
Pembelajaran individual
Pembelajaran
secara individual adalah kegiatan mengajar guru yang menitikberatkan pada
bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masing individu. Ciri-ciri yang
menonjol pada pembelajaran individu dapat di tinjau dari segi:
a.
Tujuan pengajaran
- Pemberian kesempatanan keleluasaan siswa untuk belajar berdasarkan kemampuan sendiri.
- Pengembangan kemampuan tiap-tiap individu secara optimal.
- Pemberian kesempatanan keleluasaan siswa untuk belajar berdasarkan kemampuan sendiri.
- Pengembangan kemampuan tiap-tiap individu secara optimal.
b.
Siswa
- Kedudukan siswa bersifat sentral yaitu sebagai pusat layanan pengajaran.
- Tanggung jawab siswa untuk belajar sendiri sangat besar. Siswa dituntut sadar untuk belajar demi kepentingan dirinya sendiri.
- Kedudukan siswa bersifat sentral yaitu sebagai pusat layanan pengajaran.
- Tanggung jawab siswa untuk belajar sendiri sangat besar. Siswa dituntut sadar untuk belajar demi kepentingan dirinya sendiri.
c.
Guru
- Kedudukan guru bersifat membantu. Bantuannya berupa perencanaan kegiatan belajar, pengorganisasian kegiatan belajar, penciptaan pendekatan antara guru dengan siswa, dan fasilitas yang mempermudah siswa dalam belajar.
- Memonitor dan mengatur kegiatan belajar dari awal sampai akhir.
- Sebagai fasilitator(membimbing,menyediakan sumber belajar, memberi motivasi, memberi kesempatan untuk memperbaiki diri.
- Kedudukan guru bersifat membantu. Bantuannya berupa perencanaan kegiatan belajar, pengorganisasian kegiatan belajar, penciptaan pendekatan antara guru dengan siswa, dan fasilitas yang mempermudah siswa dalam belajar.
- Memonitor dan mengatur kegiatan belajar dari awal sampai akhir.
- Sebagai fasilitator(membimbing,menyediakan sumber belajar, memberi motivasi, memberi kesempatan untuk memperbaiki diri.
d.
Program pembelajaran
- Sebagi usaha memperbaiki pembelajaran klasikal.
- Diberlakukan untuk siswa SMP ke atas.
- Tidak semua bidang studi cocok diterapkan pembelajaran individual
- Berlangsung efektif jika kemampuan siswa, tujuan pembelajaran, prosedurnya, criteria keberhasilan, dan keterlibatan guru dalam evaluasi semuanya dimengerti oleh siswa.
- Sebagi usaha memperbaiki pembelajaran klasikal.
- Diberlakukan untuk siswa SMP ke atas.
- Tidak semua bidang studi cocok diterapkan pembelajaran individual
- Berlangsung efektif jika kemampuan siswa, tujuan pembelajaran, prosedurnya, criteria keberhasilan, dan keterlibatan guru dalam evaluasi semuanya dimengerti oleh siswa.
e.
Orientasi dan tekanan utama pelaksanaan
- Agar siswa dapat belajar secara mandiri.
- Agar siswa dapat belajar secara mandiri.
f.
Pembelajaran kelompok
g.
Pembelajaran kelas
2.
Pembelajaran kelompok (kelompok kecil)
Pembelajaran kelompok adalah kegiatan mengajar yang menitikberatkan pada keberhasilan kelompok dalam belajar. Ciri-ciri yang menonjol pada pembelajaran individu dapat di tinjau dari segi:
a. Tujuan
Pembelajaran kelompok adalah kegiatan mengajar yang menitikberatkan pada keberhasilan kelompok dalam belajar. Ciri-ciri yang menonjol pada pembelajaran individu dapat di tinjau dari segi:
a. Tujuan
§ Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
kemampuan memecahkan masalah secara rasional.
§ Mengembangkan sikap social dan semangat gotong royong.
§ Mendinamiskan kegiatan kelompok sehingga tiap anggota
merasa sebagai bagian dari kelompok.
§ Mengembangkan kemampuan kepemimpinan kepada setiap
anggota kelompok.
a.
Siswa
§ Siswa dalam kelompok kecil adalah anggota kelompok yang
belajar untuk memecahkan masalah kelompok.
b.
Guru
§ Guru berperan sebagai pembentuk kelompok, perencana tugas
kelompok, pelaksanaan, dan evaluasi.
c.
Program pembelajaran
§ Peningkatan kemampuan individu sebagai anggota kelompok.
d.
Orientasi dan tekanan utama pelaksanaan
§ Peningkatan kemampuan kerja kelompok.
3.
Pembelajaran secara klasikal
Pembelajaran secara klasikal adalah pengutamaan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar. Ciri-ciri yang menonjol pada pembelajaran individu dapat di tinjau dari segi:
Pembelajaran secara klasikal adalah pengutamaan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar. Ciri-ciri yang menonjol pada pembelajaran individu dapat di tinjau dari segi:
a.
Tujuan
- Efisiensi dalam pembelajaran.
- Efisiensi dalam pembelajaran.
b.
Siswa
- Indiviu yang belajar didalam kelas yang telah dikondisikan sesuai keinginan guru.
- Belajar sesuai tata tertib yang ditetapkan guru.
- Indiviu yang belajar didalam kelas yang telah dikondisikan sesuai keinginan guru.
- Belajar sesuai tata tertib yang ditetapkan guru.
c.
Guru
- Kedudukan guru bersifat sentral, guru melakukan 2 kegiatan sekaligus yaitu melakukan pengelolaan kelas dan pengelolaan pembelajaran.
- Peran guru pada pembelajaran individu dan pembelajaran kelompok kecil juga berlaku pada pembelajaran klasikal.
- Kedudukan guru bersifat sentral, guru melakukan 2 kegiatan sekaligus yaitu melakukan pengelolaan kelas dan pengelolaan pembelajaran.
- Peran guru pada pembelajaran individu dan pembelajaran kelompok kecil juga berlaku pada pembelajaran klasikal.
d.
Program pembelajaran
- Peningkatan kemampuan individu siswa sebagai bagian dari kelas.
- Peningkatan kemampuan individu siswa sebagai bagian dari kelas.
e.
Orientasi dan tekanan utama pelaksanaan
- Peningkatan kemampuan dan keterampilan seluruh kelas
- Peningkatan kemampuan dan keterampilan seluruh kelas
E.
Posisi guru-siswa dalam pengolahan pesan.
Dalam belajar mengajar guru menempati posisi sebagai penyampai pesan dan murid/siswa sebagai penerima pesan. Berdasarkan posisi guru-siswa dalam pengolahan pesan terdapat 2 system pembelajaran yaitu:
Dalam belajar mengajar guru menempati posisi sebagai penyampai pesan dan murid/siswa sebagai penerima pesan. Berdasarkan posisi guru-siswa dalam pengolahan pesan terdapat 2 system pembelajaran yaitu:
1.
Pembelajaran dengan strategi ekspositori
a.
Merupakan kegiatan mengajar yang berpusat
pada guru. Guru aktif memberikan penjelasan secra rinci tentang bahan
pengjaran.
b.
Tujuan utama
- “memindahkan” pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada siswa.
- “memindahkan” pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada siswa.
c.
Peran guru
- Penyusun program pembelajaran.
- Pemberi informasi yang benar.
- Pemberi fasilitas belajar yang baik.
- Pembimbing dalam perolehan informasi yang benar.
- Penilai pemerolehan informasi.
- Penyusun program pembelajaran.
- Pemberi informasi yang benar.
- Pemberi fasilitas belajar yang baik.
- Pembimbing dalam perolehan informasi yang benar.
- Penilai pemerolehan informasi.
d.
Siswa
- Pencari informasi yang benar.
- Pemakai media sumber yang benar,
- Menyelesaikan tugas sehubunga dengan penilaian guru.
- Pencari informasi yang benar.
- Pemakai media sumber yang benar,
- Menyelesaikan tugas sehubunga dengan penilaian guru.
e.
Evaluasi
- Hasil belajar yang dievaluai adalah luas dan jumlah pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang dikuasai siswa. Alat evaluasi berupa tes.
- Hasil belajar yang dievaluai adalah luas dan jumlah pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang dikuasai siswa. Alat evaluasi berupa tes.
2.
Pembelajaran dengan strategi inkuiri
a.
Merupakan pengajaran yang mengharuskan siswa
mengolah pesan sehingga memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai.
b.
Tekanan utama
- kemampuan berpikir individual lewat pnelitian.
- Peningkatan kemampuan mempraktekan metode dan teknik penelitian.
- Latihan keterampilan intelektual khusus yang sesuai dengan cabang ilmu tertentu.
- Latihan menemukan sesuatu.
- kemampuan berpikir individual lewat pnelitian.
- Peningkatan kemampuan mempraktekan metode dan teknik penelitian.
- Latihan keterampilan intelektual khusus yang sesuai dengan cabang ilmu tertentu.
- Latihan menemukan sesuatu.
c. Peran guru
- Menciptakan suasana bebas berpikir kepada siswa.
- Fasilitator dalam penelitian.
- Sebgai rekan diskusi
- Menciptakan suasana bebas berpikir kepada siswa.
- Fasilitator dalam penelitian.
- Sebgai rekan diskusi
- Pembimbing penelitian.
d. Peran siswa
- Mengambil prakarsa dalam pencarian masalah dan pemecahan masalah.
- Aktif dalam belajar melakukan penelitin.
- Penjelajah tentang masalah dan metode pemecahan
- Mengambil prakarsa dalam pencarian masalah dan pemecahan masalah.
- Aktif dalam belajar melakukan penelitin.
- Penjelajah tentang masalah dan metode pemecahan
- Penemu
pemecahan masalah.
e.
Evalusi
- Keterampilan pembelajaran.
- Keterampilan pengumpulan data/informasi.
- Keteramplan meneliti tentang objek.
- Keterampilan menarik kesimpulan.
- Keterampilan membuat laporan.
- Keterampilan pembelajaran.
- Keterampilan pengumpulan data/informasi.
- Keteramplan meneliti tentang objek.
- Keterampilan menarik kesimpulan.
- Keterampilan membuat laporan.
f.
Kemampuan yang akan dicapai dalam
pembelajaran
kemampuan yang akan dicapai dalam pembelajaran adalah tujuan pembelajaran.
kemampuan yang akan dicapai dalam pembelajaran adalah tujuan pembelajaran.
F.
Ringkasan
Mendidik subjek didik untuk membangun dirinya sendiri dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dalam dunia dan masyarakat dan terus-menerus berubah mampu menuntut dia mampu berfikir sendiri.Hal ini perlu memahamidan memperlakukan tuntutan peningkatan teknologi sains dan teknologi pada suatu generasi yang sebagian tumbuh di pedesaan akan mempunyai dampak pada kehidupan lama yang sebelumnya belum dialaminya.Pertumbuhan dan pendidikan sikap yang sesuai diperlukan supaya tekaman-tekaman hidup sebagai konsekuensi dari perkembangan sains dan teknologi ti9dak menjerumuskan kita dalam suatu pertumbuhan masyarakat ekonomi yang serba materialis,konsutif dan individualisti yang meruan dampak peningkatan ekonomi .apa yang dihasilkan oleh sekolah merupakn persiapan dalam menghadapi tuntutan jaman dn masa depan yang diakaitakan.untuk itu ,tidak saja ia harus mengwujudkan potensinya secara alamiah dalam menghadapi masa depan tetapi ia harus mampu membangun dan menguasai masa depan itu.disini terlekak factor pengembangan sikap untu sepenuhynya bertanggung jawab terhadap tugasnya(matra afektif)yamg mewujudkan tekad kecendurungan (tendency) dan kejadian (event) dari masa depan itu.keterampilan fisik dan mental(matra psikomotorik)dan perolehan pengetahuan(kognitif)untuk berpikir mandiri diperoleh denga pendekatan belajar dan pembelajaran merupakan penyatuan yang mendalam (interpenetrsi)dari empat matra yang membuka suasana kondusif oleh kepekaan intuitif (matra interaktif) terhadap berbagi masalah, sekaligus menampilkan kreatifitasnya
Mendidik subjek didik untuk membangun dirinya sendiri dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dalam dunia dan masyarakat dan terus-menerus berubah mampu menuntut dia mampu berfikir sendiri.Hal ini perlu memahamidan memperlakukan tuntutan peningkatan teknologi sains dan teknologi pada suatu generasi yang sebagian tumbuh di pedesaan akan mempunyai dampak pada kehidupan lama yang sebelumnya belum dialaminya.Pertumbuhan dan pendidikan sikap yang sesuai diperlukan supaya tekaman-tekaman hidup sebagai konsekuensi dari perkembangan sains dan teknologi ti9dak menjerumuskan kita dalam suatu pertumbuhan masyarakat ekonomi yang serba materialis,konsutif dan individualisti yang meruan dampak peningkatan ekonomi .apa yang dihasilkan oleh sekolah merupakn persiapan dalam menghadapi tuntutan jaman dn masa depan yang diakaitakan.untuk itu ,tidak saja ia harus mengwujudkan potensinya secara alamiah dalam menghadapi masa depan tetapi ia harus mampu membangun dan menguasai masa depan itu.disini terlekak factor pengembangan sikap untu sepenuhynya bertanggung jawab terhadap tugasnya(matra afektif)yamg mewujudkan tekad kecendurungan (tendency) dan kejadian (event) dari masa depan itu.keterampilan fisik dan mental(matra psikomotorik)dan perolehan pengetahuan(kognitif)untuk berpikir mandiri diperoleh denga pendekatan belajar dan pembelajaran merupakan penyatuan yang mendalam (interpenetrsi)dari empat matra yang membuka suasana kondusif oleh kepekaan intuitif (matra interaktif) terhadap berbagi masalah, sekaligus menampilkan kreatifitasnya
Daftar Pustaka
Supriadi,Arie. 3 November 2011. Pendekatan Pembelajaran. http://ariesupriadi.wordpress.com/2011/11/03/pendekatan-pembeajaran/ (diakses 9 Oktober 2012)
Posting Komentar