SAO PAOLO -- Pengungkapan misteri materi kosmos terus bergulir. Sebuah teori baru yang cukup mengejutkan kalangan astronom mengungkapkan bahwa materi kosmos -- sebagai embrio jagad raya -- mengalami perputaran. Tiap perputaran (rotasi) memakan waktu 13 miliar tahun. Teori ini didasarkan relasi antara massa bintang dan galaksi serta kecepatan rotasinya. Para astronom meyakini bahwa jagad raya terus mengembang layaknya balon yang ditiup sejak peristiwa ledakan besar (teori big bang) yang menjadi cikal bakal terbentuknya universe. Namun, teori itu menjadi tidak realistik jika diasumsikan bahwa jagad raya hanya terbentuk dari sebuah singularitas -- sebuah keadaan kepadatan tak berhingga. Dalam teori big bang, alam raya terbentuk dari sebuah ledakan besar materi maha padat. Pecahan-pecahan dari ledakan inilah yang kemudian membentuk galaksi bintang, dan lain-lain. Teori ini sampai sekarang dianggap yang paling valid dan sukar dibantah. Tapi, para kosmolog dalam pelbagai pengamatannya telah menemukan keganjilan dalam konsep singularitas karena tidak mendukung penemuan hukum-hukum gravitasi kuantum. Menjawab kebimbangan itu, kosmolog Saulo Carneiro yang juga seorang ahli fisika dari Federal University, Brazil, mengemukakan teorinya bahwa cikal bakal jagad raya itu sebetulnya berotasi. Terjadinya ledakan besar dan pengembangan jagad raya karena adanya rotasi materi cikal bakal kosmos tadi. Kemungkinan terjadinya rotasi dan pengembangan pada jagad raya sebelumnya memang sudah diprediksi oleh matematikus Kurt Godel, 1949, yang menggali lebih jauh persamaan relativitas umum Einstein. Persamaan Godel ini akhirnya menuju kesimpulan bahwa jagad raya memang berkembang layaknya balon yang terus ditiup. Carneiro kemudian mengembangkan persamaan Godel, yang akhirnya menemukan teori bahwa konsep singularitas dalam big bang tidak mungkin terjadi kecuali jika materi kosmos mengalami rotasi dalam waktu yang tak terbatas. Lantas, bagaimana penjelasannya, dari materi kosmos yang berputar hingga menjadi kosmos yang mengembang? Rotasi itu, kata Carneiro, mengalami perubahan mendadak karena adanya sebuah transisi fase vakum yang melibatkan pelepasan energi yang berasal dari fluktuasi kuantum. Inilah yang menjadikan jagad raya berkembang. Fase transisi itu telah menjadi bagian standar dalam teori kosmologi konvensioanl. Carneiro telah mengkalkulasi bahwa universe masa awal melakukan rotasi sempurna dalam 13 miliar tahun, setara dengan estimasi kecepatan pengembangan universe. Rotasi itu telah berhenti dan selanjutnya jagad raya mulai mengembang sejak 11 miliar tahun lalu. Jika pendapat ini benar, momentum angular kosmos akan bisa terungkap secara nyata. Dan Carneiro menduga, momentum itu sudah terungkap ketika tahun 1970, para astronom menemukan hukum alam secara misterius yang menunjukkan adanya proporsi momentum angular planet, bintang, dan galaksi yang sesuai dengan luas dan massa masing-masing benda kosmos tersebut. Pendapat Carneiro ini memang masih dianggap kontroversial. Tapi astronom brilian dari Brazil ini dalam papernya, Calssical and Quantum Gravity, menunjukkan bukti-bukti yang agak sulit dibantah. Menurutnya, rotasi universe akan menjadikan obyek rotasi dalam fase mengembang, seperti sebuah obyek yang terimbas gaya sentrifugal yang mengarah ke luar dari orbit. Ia memperkirakan, obyek itu akan keluar dengan momentum angular yang setara dengan kenaikan massanya. Dalam kaitan ini, Einstein membuktikan dengan teori relativitas umumnya, bahwa massa yang bergerak mendekati cahaya, beratnya akan bertambah. Temuan Carneiro itu ternyata mendapat banyak tanggapan. Astronom Paul Wesson dari Universitas Waterloo, Kanada menyatakan teori Carneiro cukup menarik. ''Tapi dia tak bisa menunjukkan bagaimana momentum angular berasal dari fase dini alam raya yang berputar,'' kata Wesson. ''Saya tak menyatakan pendapat Carneiro itu salah. Tapi bagi saya, penjelasan Carneiro terlalu simplistis.'' Carneiro sendiri menyatakan tujuan pengungkapan teorinya bukan untuk meniadakan kebenaran teori kosmologi konvensional. ''Hal yang terpenting dari paper sayua,'' tandas Carneiro, ''Adalah sekadar menggugah perhatian para ahli kosmologi bahwa ada skenario alternatif dalam menjelaskan evolusi jagad raya.'' |
Posting Komentar